Monday 18 April 2016

Daftar Situs Cagar Budaya Kab. Cianjur tahun 2012

Nama Situs                          : Gunung Padang
Alamat                                  : -                                                           
Desa/Kelurahan                    : Karyamukti                                      
Kecamatan                            : Cempaka
Kabupaten/Kota                    : Cianjur
Koordinat UTM                    : 60 57' LS dan 1070 1' BT
Luas Lahan                           : ±2,8 ha
Luas Bangunan                     : ±10.000 m²
Batas Situs                            :
Utara                                : Jalan setapak
Selatan                             : Bukit
Timur                               : Bukit
Barat                                : Bukit
Pemilik / Pengelola              : Pemerintah / Negara
Deskripsi               : Situs Gunung Padang sudah tercatat oleh orang Belanda yang bernama N.J Krom pada tahun 1914, namun pada waktu itu situs  tertutupi oleh semak belukar.  Diketemukan lagi menurut Pemerintah pada tahun 1979, akan tetapi situs ini sebetulnya jauh ke belakang sudah diketemukan oleh warga sekitar, bahkan sudah dimanfaatkan yaitu sebagai tempat bersemedi.
Sejak tahun 1980-1981 mulai diadakan penelitian dari berbagai instansi terkait diantaranya yaitu dari P3SP dan juga dari PUSPAN, kemudian pada tahun 1982 Situs Gunung Padang resmi diakui oleh Pemerintah sebagai situs yang  sangat bersejarah.  Bahkan dari  berbagai  penelitian juga diinformasikan bahwa situs ini merupakan situs megalitik terbesar bahkan tertua di Asia Tenggara. Menurut informasi dari berbagai penelitian, situs ini sudah ada sejak tahun 2500 thn -3500 thn SM., sedangkan sejarah yang turun-temurun menurut cerita dari orang tua dan para leluhur masyarakat sekitarnya situs ini pernah dipakai juga pada era kerajaan Prabu Siliwangin berfungsi sebagai sebagai tempat untuk pemujaan, upacara-upacara keagamaan. Situs Gunung Padang merupakan punden yang terdiri atas 5 undakan mengikuti  kontur  alam. Setiap dinding  undakan berupa  susunan  batu andesit berbentuk balok. Pada setiap sisi dinding undakan merupakan susunan batu melintang, kecuali  sisi dinding utama disusun dengan arah membujur. Di bagian bawah, di sisi jalan utama naik ke punden terdapat sumur/kolam kecil.


  
Berdasarkan  hasil  penilaian,  situs  ini  dinyatakan  sebagai  tinggalan purbakala yang memenuhi kriteria sebagai Cagar Budaya Tingkat Provinsi (Jawa Barat) dan dilindungi oleh Undang-undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan telah terdaftar pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.









Nama Situs                          : Stasiun Kereta Api Cianjur
Alamat                                  : Jl. Yulius Usman No.21                
Desa/Kelurahan                    : Sayang                                              
Kecamatan                            : Cianjur
Kabupaten/Kota                    : Cianjur
Koordinat UTM                    : 06° 49'28,3" LS dan 107° 08'33,2" BT
Luas Lahan                           : 54,93 m²
Luas Bangunan                     : 7,68 m²
Batas Situs                            :
Utara                                : Jl. Raya Mohammad Ali
Selatan                             : Perbatasan Sungai Cianjur
Timur                               : Pemukiman
Barat                                : Jl. Raya Dewi Sartika
Pemilik / Pengelola              : PT KAI
Latar Belakang          : Statsiun Kereta Api Cianjur Dibangun pada tanggal 10 Mei 1883 bertepatan dengan dibangunnya jalur rel kereta Api Sukabumi Cianjur sepanjang 39 Km.  Adapun Pembangunan lahan kedua  jalur  rel  kereta  api  Cianjur- Bandung sepanjang 59 Km dilaksanakan pada tahun 1884 dan mulai di operasikan pada tanggal 17 mei 1884. Pembangunan jalur rel kereta api dengan statsiun kereta api Cianjur terkait dengan semakin berkembangnya perkebunan di wilayah Kabupaten Cianjur.
                               Bangunan Stasiun Kereta Api Cianjur berbentuk empat persegi panjang dengan arah hadap barat laut. Bentuk atap pelana menggunakan seng gelombang, di bagian penyangga atap teras menggunakan sofi-sofi dengan konstruksi besi T, tebal 7 mm dan lebar 130 mm, dibentuk dan dirangkai dengan konstruksi satu sama lain saling diklem. Stasiun ini memiliki tiga pasang rel kereta api yaitu dua pasang masih aktif beroperasi. Pada rel kereta api pertama bertuliskan angka tahun 1920 dan pada rel kereta api kedua bertuliskan angka tahun 1921.

      
Berdasarkan  hasil  penilaian,  situs  ini  dinyatakan  sebagai  tinggalan purbakala yang memenuhi kriteria sebagai Cagar Budaya Tingkat Provinsi (Jawa Barat) dan dilindungi oleh Undang-undang Nomor 11 tahun 2010 tentang  Cagar Budaya dan telah terdaftar pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.








Nama Situs                          : Bekas Rumah Sakit Paru-Paru
Alamat                                  : Jl.Raya Cipanas-Cianjur              
Desa/Kelurahan                    : Ciherang                                           
Kecamatan                            : Pacet
Kabupaten/Kota                    : Cianjur
Koordinat UTM                    : 060 45'45,8” LS dan 1070 08'03,9” BT
Luas Lahan                            :  ± 6000 m²
Luas Bangunan                      : 12 bangunan, @±200m²
Batas Situs                             :
Utara                                 : POM Bensin
Selatan                              : Pemukiman penduduk
Timur                                : Jl.raya Cipanas-Cianjur
Barat                                 : Pemukiman penduduk
Pemilik / Pengelola                : TNI AU
Deskripsi                  : Pada jaman pemerintahan Hindia Belanda, bangunan yang dibangun pada tahun 1919 ini berfungsi sebagai rumah sakit paru-paru. Pada tahun 1987 pengelolaan bangunan dialihkan kepada TNI Angkatan Udara dan bangunan difungsikan selain sebagai rumah sakit paru-paru juga sebagai Klinik Pusat Latihan Sar dan Survival, outbond, serta sewataud. Selain itu kompleks bangunan ini merupakan gedung kantor PPKAP Pacet.  Pada saat dilakukan pendataan, bangunan ini sudah tidak difungsikan seperti fungsi semula dan menjadi kompleks bangunan kosong yang sejak tahun 2004 dijaga  oleh  seorang  personel  TNI  Angkatan  Udara  dengan  pangkat Pembantu Letnan Dua, bernama Nana Rusmana.
                                Kompleks rumah sakit ini terdiri dari 12 bangunan, berderet arah utara-selatan dan menghadap ke Timur Laut. Bangunan I letaknya menjorok ke arah pintu masuk halaman. Bangunan II, III, IV, V, dan VI letaknya berjejer dari utara ke selatan. Bangunan IX dan X letaknya pada deret belakang. Bangunan  XI  letaknya  pada  deret  depan  agak  menjorok  ke belakang. Sedangkan bangunan XII merupakan bangunan yang menjorok ke arah utara  dan  letaknya  agak  menyendiri.  Secara  keseluruhan  bangunan- bangunan ini berdiri di atas batur yang tinggi dengan denah berbentuk persegi. Façade bangunan-bangunan bagian atas berbentuk gable dengan variasi  bentuk  atap,  yaitu  atap  model  pelana  dan  limasan.  Semua bangunan yang ada di kompleks ini dihubungkan dengan koridor (doorlop). Bangunan-bangunan ini  berkonstruksi rangka  kayu  dengan  struktur dinding bagian bawah berupa anyaman bambu yang diplester batu kapur sedangkan  bagian  atas  berupa  anyaman  bambu  saja.  Pada  setiap bangunan terdapat derek yang ditempatkan di dekat list plank dengan interval jarak 1,5 m. Pada bagian plafonnya menggunakan anyaman bambu dan penutup atap berupa  genteng dari bahan tanah liat. Lantai bangunan ini berupa tegel warna abu-abu. Pintu dan jendela menggunakan kaca yang dibingkai kayu. Angin-angin dari ram kawat. Secara keseluruhan bangunan ini merupakan perpaduan gaya Indis dan gaya lokal/tradisional dan mirip dengan bangunan serupa yang berada di Cisarua, Bogor.
Walaupun secara umum memiliki bentuk dan gaya yang hampir sama, tetapi bangunan-bangunan ini juga memiliki cirinya sendiri, seperti pada bangunan I yang memiliki tympanon berbentuk “pagar”. Bangunan II dan III (Nirwana) memiliki serambi dan semacam porch untuk akses ke 2 ruangan di belakangnya. Tympanon kayu bermotif hias belah ketupat memanjang ke bawah. Pada tympanon tersebut dinding kayu dipotong sehingga berbentuk motif  tumpal.  Bukaan  cahaya  terdiri  dari  jendela  keliling  dengan  kaca berbingkai kayu bermotif kotak. Bangunan bagian belakang bertingkat. Kayu bagian atas ditutup semen. Bangunan IV (Semedhi) dan VI (Santikara) memiliki kesamaan. Terdapat porch untuk akses ke 3 ruangan di belakangnya. Bukaan cahaya terdiri dari jendela keliling, kaca berbingkai motif kotak. Timpanon dari kayu. Dekorasi bertakik-takik dan unsur pola hias persegi panjang ke bawah. Rumah yang posisinya paling ujung/sebelah kiri mempunyai teras di bagian depannya, sedangkan bagian belakang terdiri dari dua lantai.
Bangunan V berfungsi untuk sekertariat. Timpanon dari kayu dengan dekorasi bertakik dan unsur pola hias persegi memanjang ke bawah. Terdapat inskripsi bahasa Belanda yang tertera pada dinding depan bawah sisi kiri dan kanan bangunan.  Inskripsi  bagian  kanan:  eerste  Sanatorium  voor  Longluders  in Nederlandsch-oost Indie Patjet,  sedangkan  bagian  kiri:  Ceopend  op  6 Septemebr  1919  Door  de  Bi  Schermevrouwe der Centrate Vereniging ot Bestruding der Tuberculose Limburg stirum. Ob van Sminia. Bangunan VII terletak di sisi selatan bangunan VI pada posisi tanah agak menurun, sehingga tidak begitu tampak keberadaannya. Bangunan VIII merupakan bangunan tunggal, letaknya  pada deretan belakang.  Bangunan  IX  dahulu difungsikan sebagai dapur yang letaknya pada deretan belakang, tepatnya di belakang bangunan V dan VI. Bangunan X difungsikan sebagai Aula tempat olah raga. Bangunan XI berfungsi sebagai klinik. Bangunan XII memiliki gable. Lantai tegel berwarna kuning. Memiliki koridor dengan atap dan tiang beton berbentuk persegi.
 
Berdasarkan hasil penilaian, situs ini dinyatakan sebagai tinggalan purbakala yang memenuhi kriteria sebagai Cagar Budaya Tingkat Provinsi (Jawa Barat) dan dilindungi oleh Undang-undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan telah terdaftar  pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.








 Nama Situs                         : Rumah Dr. Toki Syamsudin
Alamat                                  : Jl. Moch. Ali No. 64                       
Desa/Kelurahan                    : Sayang                                              
Kecamatan                            : Cianjur Kota
Kabupaten/Kota                    : Cianjur
Koordinat UTM                    : 060 49'21,1” LS dan 1070 08'34,9” BT
Luas Lahan                           : 7.000 m²
Luas Bangunan                     : 82,5 m²
Batas Situs                            :
Utara                                : Pemukiman penduduk
Selatan                             : Jl. Mohammad Ali
Timur                               : Pemukiman, pertokoan
Barat                                : Jl. Mohammad Ali
Pemilik / Pengelola               : dr. Toki Syamsudin
Deskripsi                     : Dibangun  pada tahun 1886 oleh kakek buyut  dr. Toki Syamsudin yang bernama R. Arya Adipati Prawira Diredja II (Bupati Cianjur 1862-1910). Bangunan ini diperuntukkan bagi  putrinya  yang  bernama  R.A.  Tjitjih Wiarsih dan pada awalnya difungsikan sebagai tempat istirahat keluarga. Bangunan ini semasa dengan bangunan Klenteng Cina yang dibangun pada tahun 1883. 
                                  Merupakan bangunan semi permanen dengan  pintu  tinggi dan besar, bagian  bawah  tembok  berplester  batu  kapur  sedangkan  bagian  atas merupakan dinding dari anyaman bambu. Beratap  limasan yang ditutup genteng, dengan langit-langit dari anyaman bambu. Berdiri di atas batur yang tinggi dengan denah berbentuk salib. Terdapat dua serambi bagian depan dan belakang. Pada saat ini, serambi depan yang asli sudah ditutup dengan dinding dari bahan kayu. Di depan serambi asli tersebut ditambah serambi baru yang dibatasi dengan balustrade dari bahan besi bermotif  geometris dan sulur-suluran. Bagian atap disangga oleh tiang besi yang ditopang listplank, terdapat hiasan kertas tempel. Lantai serambi berupa tegel berbentuk segienam bermotif bunga. Serambi dan ruang tengah dihubungkan dengan pintu dan jendelanya  model kaca berbingkai. Ruang tengah ini   bertegel warna abu-abu dengan pola bulat-bulat terdapat pintu dan jendela model kisi-kisi dan pada bagian atasnya terdapat lubang angin,. Serambi belakang  berdinding anyaman bambu, ber tegel abu-abu yang juga berpola bulat-bulat. Bangunan ini merupakan perpaduan antara bangunan kolonial dan tradisional.
Berdasarkan hasil penilaian, situs ini dinyatakan sebagai tinggalan purbakala yang  memenuhi kriteria sebagai Cagar Budaya Tingkat Provinsi (Jawa Barat) dan dilindungi oleh Undang-undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan telah terdaftar pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.












  Nama Situs                      : Pendopo Kabupaten
Alamat                              : Jl. Siti Jenab no. 29                       
Desa/Kelurahan                : Pamoyanan                                     
Kecamatan                        : Cianjur Kota
Kabupaten/Kota                : Cianjur
Koordinat UTM                : 060 49' 22,5” LS dan 1070 08' 22,8” BT
Luas Lahan                        : ± 5000 m
Luas Bangunan                  : ± 500 m²
Batas Situs                         :
Utara                             : Jl. Siti Jenab(sebelah utara)
Selatan                          : Pemukiman penduduk
Timur                            : Kompleks perkantoran
Barat                             : Jl. Siliwangi
Pemilik / Pengelola           : Pemerintah
Deskripsi                 :  Pada tanggal 9 April 1879 bangunan ini dipindahkan dari tempatnya semula yang terletak di sebelah timur bangunan yang sekarang. Hal ini disebabkan bangunan mengalami kerusakan berat karena terjadinya gempa bumi pada sebelum  tahun  1979  yang  menghancurkan  Cianjur.  Bangunan  penting lainnya di Cianjur yang juga mengalami kerusakan akibat bencana alam tersebut adalah Masjid Agung dan Istana Cipanas. 
                                Bangunan ini memiliki perpaduan antara gaya Eropa dan local. Berdiri di atas batur yang tinggi dengan denah berbentuk salib. Serambi depan luas dan beratap tumpang 3, bagian paling atas merupakan atap semu dan memiliki gable. Serambi belakang beratap limasan dengan tambahan pada bagian ujung sehingga berbentuk piramida  terpancung.  Selain  itu,  di serambi  juga  terdapat  tiang-tiang  persegi  berorder  doric  sebagai penyangga atap dengan pedestal gaya romawi serta pilaster yang juga berorder doric yang merupakan struktur bangunan.
Di atas pintu masuk terdapat fronton segitiga. Rangka kayu berbentuk “X” yang difungsikan sebagai perkuatan sekaligus dekorasi bangunan juga tampak pada façade bangunan. Pagar langkan (balustrade) serambi depan dari kayu jati berornamen krawangan. Pintu masuk terdiri dari 3 buah dan merupakan pintu setangkup ganda berukuran tinggi dan besar. Bagian dalam berunsur kayu dan kaca patri sedangkan bagian luar berbentuk kisi- kisi. Di ruang tengah terdapat pintu pada sisi kiri, kanan dan belakang sebagai  akses  menuju  serambi  kiri,  kanan  dan  belakang.  Pintu-pintu tersebut berbentuk setangkup dengan model vitrum, tetapi sekarang telah diganti dengan kaca patri berbingkai. Selain itu pada ruang tengah ini juga dihias dengan panil dari bahan kayu pada dinding bagian bawah serta pelipit pada dinding atasnya. Serambi sisi kanan,kiri dan belakang dahulu berupa serambi terbuka tetapi pada saat ini telah ditutup dengan dinding berjendela kaca. terdapat nave arcade (ruang pada kiri dan kanan) dengan teritisan yang disangga oleh tiang-tiang persegi doric serta terdapat hiasan pelipit pada dinding bagian atasnya. Plafon menggunakan eternit sedangkan penutup atap dari bahan genting. List plank berornamen motif tumpal.
 

Berdasarkan hasil penilaian, situs ini dinyatakan sebagai tinggalan purbakala yang  memenuhi kriteria sebagai Cagar Budaya Tingkat Provinsi (Jawa Barat) dan dilindungi oleh Undang-undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan telah terdaftar pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.









 Nama Situs                       : Istana Cipanas
Alamat                              : Jl. raya Cipanas-Cianjur              
Desa/Kelurahan                : Cipanas                                             
Kecamatan                        : Pacet
Kabupaten/Kota                : Cianjur
Koordinat UTM                : 060 44'00,5” LS dan 1070 02'29” BT
Luas Lahan                       : 26 Ha
Luas Bangunan                 : 950m²(bangunan induk)
Batas Situs                        :
Utara                            : Pasar/ pertokoan
Selatan                         : Pasar Cipanas
Timur                           : Jl. Raya Cipanas-Cianjur
Barat                            : Hutan, pemukiman
Pemilik / Pengelola           : Pemerintah
Deskripsi                 : Istana Cipanas merupakan istana kepresidenan tertua diantara kelima istana  kepresidenan  lainnya.  Dan  dibangun  secara  bertahap. Pembangunan pertama, yakni bangunan induk pada tahun 1742 yang diprakarsai oleh Gubernur Jendral Belanda, Baron Van Imhoff. Bangunan ini diperuntukkan bagi presiden/wakil. Pada tahun 1916 dibangun pavilion Yudistira, Bima, Arjuna yang diperuntukkan bagi pejabat negara setingkat menteri. Pemandian alam air panas I dan II yang bersumber dari Gunung Gede  yang  juga  dibangun  pada  tahun  1916  diperuntukkan  bagi presiden/wakil, menteri, dan tamu-tamu lainnya. Pada masa penjajahan Jepang,  bangunan ini berfungsi  sebagai  tempat peristirahatan para Jenderal. Pada masa kemerdekaan berfungsi sebagai istana kepresidenan.
Pada tahun 1953 dibangun Gedung Bentol oleh 2 orang arsitek ternama tanah air, yakni Silaban dan Soedarsono. Bangunan ini dipergunakan oleh presiden Soekarno sebagai tempat mencari inspirasi dalam menyusun naskah-naskah kenegaraan. Pada tahun 1984 dibangun pavilion Nakula dan Sadewa yang merupakan bangunan kembar, dan berikutnya adalah pembangunan pavilion Abimanyu  diperuntukkan  bagi  pengawal presiden/wakil. Sedangkan Barak A, B, C dan Mess 1, 2, 3 diperuntukkan bagi pengawal presiden.
Kompleks Istana Cipanas terdiri atas gedung induk dan tujuh buah pavilion yang diberi nama tokoh-tokoh pewayangan seperti Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa dan Abimanyu serta dilengkapi sarana olahraga, taman dan hutan. Pemandian Air Panas I dan II dan Gedung Bentol, Barak A, B, C dan Mess 1, 2, 3, serta istal. Keseluruhan bangunan tampak begitu mewah dan artistik. Di bagian belakang istana terdapat kolam air mancur bergaris tengah 27 m.  Bangunan-bangunan  yang  berada  di  Istana  Cipanas  ini terpelihara dengan baik.



Bangunan induk berdiri di atas batur yang tinggi dengan lima undakan. Denah bangunan berbentuk salib. Terdiri dari serambi depan, serambi belakang, ruang tamu, ruang kerja, ruang makan keluarga, ruang keluarga presiden, kamar tidur presiden, kamar tidur wakil presiden, kamar tidur putra/putri presiden/wakil dan ruang bawah tanah. Setiap ruangan diisi perangkat mebel, ukiran Jepara dan koleksi lukisan-lukisan karya para maestro, seperti Basuki Abdullah, Dullah, Sudjojono dan Lee Man Kong.
Material  kayu  yang  dipergunakan  pada  bangunan  ini  adalah  kayu  jati kualitas prima, seperti yang dipergunakan untuk pintu, jendela, lantai ruang tamu maupun langit-langit bangunan. Salah satu motif dekorasinya menggunakan pola hias pilin berganda. Atap asli bangunan dari material seng. Menurut informasi, sekitar tahun 2000 atap asli tersebut diganti dengan  bahan  serupa  yang  merupakan spesial  order  sehingga  tidak terdapat sambungan pada atap bangunan tersebut.
Pada serambi depan bangunan induk menggunakan dekorasi dengan pola hias krawangan. Tampak pula penggunaan pilar-pilar semu bergaya Doric dengan pedestal model Romawi, baik sebagai dekorasi maupun sebagai struktur bangunan seperti yang diaplikasikan pada hiasan di sekitar pintu masuk. Pada sisi kiri dan kanan terdapat balustrade yang menyambung dengan bagian atas berupa list dari bahan besi dengan detail kaca buram bermotif  hias  krawangan  yang  sangat  raya.  Lantai  masih  asli  berupa marmer dan tegel berbentuk segienam bermotif geometris warna biru dan kuning. Memasuki  ruang tamu terdapat tiga pintu model setangkup ganda berukuran tinggi dan besar dengan pintu luar berbentuk kisi-kisi sedangkan pintu dalam berupa pintu kaca berbingkai. Dinding ruang tamu bagian atas menggunakan dekorasi berupa pelipit sedangkan bagian bawah berupa panel kayu. Pada bagian sudut kanan belakang ruang tamu ini terdapat ruang kerja presiden. Di belakang ruang kerja terdapat koridoor berlantai tegel warna hijau tua dan hijau muda dengan motif bunga. Pada sisi kiri terdapat ruang makan dengan perapian dari marmer.
Menuju  serambi  belakang  melalui  sebuah  gang  dengan  langit-langit berunsur  kaca  buram.  Di  serambi  belakang  terdapat  tiang-tiang  bulat dengan order Doric sebagai penyangga atapnya. Lantai dari bahan marmer warna kuning. Terdapat pagar langkan dengan motif hias yang raya. Pada puncak atap sebelah tengah terdapat memolo. Sedangkan pada sudut- sudut atap terdapat acroterion. Voorschot dari bahan kaca.
Selain ruangan-ruangan tersebut di atas, juga terdapat ruang bawah tanah yang  letaknya  di  bawah  ruang  tamu.  Ruangan  ini  awalnya  memiliki ketinggian  1  m  dan  lantainya  masih  berupa  lumpur.  Pada  saat  ini ketinggiannya 2 m dan lantainya telah di floor. Untuk akses ke ruang ini berupa sebuah pintu yang berada di sisi kanan. Sebagai bukaan terdapat lubang angin dari rooster yang tingginya setara dengan lantai halaman. Menurut sejarahnya, dahulu difungsikan untuk menyekap orang-orang pribumi yang membangkan terhadap pemerintah kolonial.
     
Berdasarkan  hasil  penilaian,  situs  ini  dinyatakan  sebagai  tinggalan purbakala yang memenuhi kriteria sebagai Cagar Budaya Tingkat Provinsi (Jawa Barat)  dan dilindungi oleh Undang-undang Nomor 11 tahun 2010 tentang  Cagar  Budaya  dan  telah  terdaftar  pada  Dinas  Pariwisata  dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.









Nama Situs                      : Makam Pahlawan Nasional Pangeran Hidayatullah
Alamat                              : Jl. Surya Kencana                          
Desa/Kelurahan                : Kp. Joglo                                           
Kecamatan                        : Cianjur Kota
Kabupaten/Kota                : Cianjur
Koordinat UTM                : 06044'00,5” LS dan 107002'29” BT
Luas Lahan                        : ± 922, 95 m²
Luas Bangunan                  : ± 45,75 m²
Batas Situs                         :
Utara                             : Tanah Pemda Cianjur
Selatan                          : Tanah Milik H. Jurnalis Jein
Timur                            : Jl. Surya Kencana
Barat                             : Tanah Wakaf, Pemakaman Umum
Pemilik / Pengelola           : Yayasan
Deskripsi                    : Pangeran Hidayatullah Lahir di Martatura (Kalimantan Selatan) pada tahun 1822 Putra Sultan Muda Abdulrahman dan Kakanda dari Sultan Adam Al Wasikibilah. Beliau disahkan menjadi Sultan Banjar  berdasarkan  Surat Wasiat Sultan Adam tanggal 12 Sapar 1259 H/1855 M (De Jure) yang kemudian  dinobatkan  oleh  rakyatnya  (De  fakto)  dengan  gelar Al Hidayatullah, Al Wasikibillah di Benua Lima ketika perang Banjar berkobar dengan dahsyat pada tahun 1859-1862 M.
                                 Makam Pangeran Hiadayatulloh berada di dalam satu cungkup dengan gaya arsitektur Banjar yang cukup menarik, terutama bentuk atapnya yang khas.
   
Berdasarkan  hasil  penilaian,  situs  ini  dinyatakan  sebagai  tinggalan purbakala yang memenuhi kriteria sebagai Cagar Budaya Tingkat Provinsi (Jawa Barat) dan dilindungi oleh Undang-undang Nomor 11 tahun 2010 tentang  Cagar  Budaya  dan  telah  terdaftar  pada  Dinas  Pariwisata  dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.
















Nama Situs                      : Gedung Wisma Karya
Alamat                              : Jl. Moch. Ali no. 56                       
Desa/Kelurahan                : Sayang                                              
Kecamatan                        : Cianjur Kota                                    
Kabupaten/Kota                : Cianjur
Koordinat UTM                : 060 49'21,6” LS dan 1070 08'32,7” BT
Luas Lahan                       : ± 2000 m²
Luas Bangunan                 : ± 500 m²
Batas Situs                        :
Utara                            : Café Cianjur
Selatan                         : SDN Ibu Jenab 4
Timur                           : Bangunan SMP dan SMU “Bale Atikan” 
Barat                            : Bangunan SDN Sayang 3
Pemilik / Pengelola          : Sui A. Liat / Pemerintah Daerah
Deskripsi                   :  Pada saat ini bangunan difungsikan sebagai GOR tenis meja. Pada masanya bangunan dipergunakan sebagai sekolah Tionghoa yang oleh masyarakat disebut Sekolah Tse, dikelola oleh sebuah yayasan milik Tionghoa yang bernama Chuang Hua Chuang Hui. Sekolah ini dibangun sebelum tahun 1950 oleh warga keturunan Cina. sebagai gedung serba guna. Pada tahun 1956 difungsikan sebagai gedung pertemuan/serba guna dengan nama Wisma Karya. Pada tahun 1966 difungsikan sebagai kantor organisasi KAMI KAPPI Cianjur. Ketua yayasan sekaligus pemilik bangunan yang bernama Sui Liat pindah ke Taiwan sampai akhir hayatnya.
                                   Bangunan    bergaya  artdeco  perpaduan  arsitektur  India  dan  Cina  ini   beratap pelana dengan ujung pediment lengkung berada pada sisi kiri dan kanannya yang mencerminkan ciri gaya bangunan Cina. Terdapat 4 buah bull eye pada façade. Atapnya semula genting, dikarenakan mengalami kerusakan, maka pada tahun 2009 atap tersebut diganti dengan material dari asbes. Bukaan yang berupa jendela ditempatkan berjajar baik pada dinding atas maupun dinding bawah pada bagian façade dengan material dari kayu jati. Pada bagian tengah façade terdapat bentuk menara dengan jendela dan pintu kaca berbingkai kotak-kotak serta kanopi masif baik pada lantai atas maupun lantai bawah serta tiang bulat polos. Dahulu bangunan ini memiliki panggung dan di bawahnya terdapat ruang untuk merias.
   

Berdasarkan  hasil  penilaian,  situs  ini  dinyatakan  sebagai  tinggalan purbakala yang memenuhi kriteria sebagai Cagar Budaya Tingkat Provinsi (Jawa Barat)  dan dilindungi oleh Undang-undang Nomor 11 tahun 2010 tentang  Cagar  Budaya  dan  telah  terdaftar  pada  Dinas  Pariwisata  dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.



No comments:

Post a Comment