Wednesday 30 March 2016

Contoh Makalah Administrasi Bisnis, Anggaran Sebagaia Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional

Anggaran Sebagaia Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional
ADMINISTRASI BISNIS
Program  Studi  Manajemen Ekonomi Publik










Oleh :
ARIE FIRMANSYAH
NPM : 11.1.0.23.1.016





SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
BANDUNG
2012


KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat dan nikmatnya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Anggaran sebagai Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional”, yang merupakan mata kuliah dari Administrasi Bisnis.
Penulis menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna serta banyak kekurangan, baik dari segi tata bahasa maupun materi yang disajikan, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah kedepannya.
Harapan paling besar dari penyusunan makalah ini, mudah-mudahan apa yang penulis susun ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya untuk penulis, umumnya untuk kita semua.

















DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi  
Bab I Pendahuluan
I.1   Latar belakang Masaah
I.2   Rumusan Masalah
I.3   Tujuan
Bab II  Pembahasan
II.1. Pengertian Anggaran
II.2. Unsur-unsur utama dalam anggaran
II.3   Kegunaan dan Kelemahan Anggaran
       II.3.1. Kegunaan Anggaran
       II.3.2. Kelemaha Anggaran
II.4. Jenis-Jenis Anggaran
II.5. Fungsi dan Tujuan Anggaran
II.6. Prosedur Penyusunan Anggaran
II.7. Peranan Anggaran Sebagai Alat Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional
Daftar Pustaka





 .





BAB I
PENDAHULUAN
  
I.1.   Latar Belakang Masalah
Dalam sebuah perencanaan yang baik haruslah meliputi aktivitas yang akan dilakukan untuk masa yang akan datang oleh pegawai dari perusahaan tersebut. Dukungan pengawasan merupakan suatu usaha yang sistematis perusahaan serta suatu alat nilai yang akan dicapai dari suatu prestasi kerja yang terencana yang dilakukan, terutama dalam hal biaya produksi. Anggaran berfungsi sebagai perencanaan yaitu dikatakan sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target yang harus dicapai oleh kegiatan perusahaan di waktu yang akan datang. Perencanaan anggaran juga berkaitan dengan penyusunan anggaran.
Di dalam melaksanakan pengelolaan suatu perusahaan, diperlukan kebijakan-kebijakan yang tepat dilakukan oleh orang-orang dalam perusahaan tersebut. Dalam pelaksanaannya, kebijakan manajemen memerlukan suatu pengetahuan yang dipadukan dengan keterampilan dan pengalaman orang-orang dalam perusahaan tersebut. Perusahaan juga memerlukan suatu cara yang dapat memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, yaitu adanya perencanaan dan pengawasan. Perencanaan merupakan proses penelusuran atas peluang dan ancaman dari luar, penetapan tujuan yang diinginkan dan pemanfaatan sumber daya guna pencapaian tujuan tersebut.
Untuk merencanakan anggaran biaya operasi biasanya dilakukan dengan melihat realisasi pemakaian biaya operasional tahun sebelumnya. Sedangkan pengawasan dilakukan pihak manajemen melalui anggaran dengan membandingkan biaya aktual yang telah dikeluarkan dengan anggaran yang telah disusun. Dengan melakukan perbandingan ini akan dapat dilihat perbedaannya yang dinamakan sebagai penyimpangan. Penyimpangan tersebut dijadikan sebagai dasar atau pedoman bagi penyusunan anggaran tahun berikutnya.
Fungsi anggaran biaya operasi sebagai alat pengawasan merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dalam kegiatan operasi perusahaan. Dengan memanfaatkan anggaran biaya operasi maka pengawasan terhadap biaya operasi akan efektif dan efisien. Analisis dan perbandingan antara biaya aktual dan estimasi atau standar digunakan untuk mengidentifikasikan sebab-sebab timbulnya perbedaan. Manajemen perusahaan kemudian dapat merumuskan suatu rencana operasional yang tepat guna mencapai tujuan organisasi perusahaan. Namun kondisi yang kini terjadi di perusahaan menunjukkan bahwa realisasi biaya operasi selalu lebih besar dari yang dianggarkan, hal ini terlihat dari perbedaan antara anggaran yang disusun dengan realisasi yang terjadi. Penyimpangan biaya operasi yang tidak menguntungkan tersebut sebagai indikasi perencanaan biaya yang kurang memperhatikan kondisi anggaran yang terjadi pada tahun sebelumnya dan pengawasan biaya operasi kurang optimal dalam meminimalisasikan penyimpangan.
Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional.
I.2 Rumusan Masalah
1.      Apakah anggaran sudah berperan sebagai alat perencanaan dan pengawasan biaya operasi.
I.3 Tujuan
1.      Untuk mengetahui penyusunan anggaran.
2.      Untuk mengetahui peranan anggaran sebagai alat perencanaana dana pengawasan biaya operasi pada perencanaan dan pengawasan biaya operasi.





BAB II
LANDASAN TEORI

II.1. Pengertian Anggaran
Sistem penganggaran lebih umum digunakan dalam perusahaan yang lebih besar, dimana teknik-teknik yang dirumuskan sering membantu manajemen. Akan tetapi perusahaan yang lebih kecil juga menggunakan anggaran. Beberapa literature yang memberikan teori tentang anggaran secara umum memberikan konsep yang sama terhadap pengertian anggaran meskipun defenisi anggaran berbeda-beda.
Anggaran adalah rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu. Untuk mendapatkan pengertian dari anggaran, maka berikut dikemukakan pendapat dari para ahli diantaranya :
Menurut Mulyadi (2003 : 488) Anggaran adalah : “ Rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter dan satuan ukuran waktu yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun”.
Anggaran perusahaan merupakan perencanaan secara formal dari seluruh kegiatan perusahaan didalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam unit kuantitatif. Anggaran perusahaan merupakan suatu perencanaan yang disusun secara formal didalam perusahaan tersebut yang mencakup seluruh kegiatan perusahaan. Kegiatan yang direncanakan ini bukannya tanpa batas waktu, melainkan akan dibatasi untuk jangka waktu tertentu saja sebagai satuan yang digunakan dalam anggaran perusahaan ini adalah satuan moneter (rupiah).
I1.2. Unsur-Unsur Utama Dalam Anggaran
1.        Keseluruhan Rencana, merupakan penentuan kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang.
2.        Kegiatan Perusahaan, meliputi seluruh kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian dalam perusahaan.
3.        Dinyatakan dalam angka, adalah unit yang dapat digunakan pada semua kegiatan perusahaan yang bermacam-macam.
4.        Periode tertentu, adalah keseluruhan mengenai apa-apa saja yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
II.3.    Kegunaan dan Kelemahan Anggaran
 II.2.1   Kegunaan Anggaran  
1.      Sebagai pedoman kerja. Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan pada waktu yang akan datang.
2.      Sebagai alat koordinasi kerja. Dengan adanya anggaran semua bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahan dapat saling menunjang dan bekerja sama dengan baik, untuk menuju pada sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
3.      Sebagai alat pengawasan atau pengendalian. Anggaran berfungsi sebagai tolok ukur (alat pembanding) untuk menilai dan mengevaluasi realisasi kegiatan perusahaan pada masa yang akan datang.
II.2.2   Kelemahan Anggaran
1.    Hanyalah suatu alat.
2.    Tidak menggantikan posisi manajemen.
II.4.  Jenis-Jenis Anggaran
II.3.1.   Anggaran Penjualan
Yang dimaksud anggaran biaya penjualan menurut Munandar (2003 :205) adalah : “Anggaran yang merencanakan lebih terperinci tentang biaya-biaya yang terjadi serta terdapat dilingkungan bagian penjualan, serta bagian-bagian lain yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh bagian penjualan yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis biaya penjualan, jumlah biaya penjualan, dan waktu (kapan) biaya penjualan tersebut terjadi dan dibebankan yang masing-masing dikaitkan dengan tempat (departemen) dimana biaya penjualan tersebut terjadi”.
II.3.2.     Anggaran Beban Administrasi dan Umum
Menurut Munandar (2003, hal 187) pengertian anggaran biaya administrasi adalah “Anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya yang terjadi serta biaya lain yang sifatnya untuk keperluan secara keseluruhan, yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis biaya administrasi, jumlah biaya administrasi, dan waktu (kapan) biaya administrasi tersebut terjadi dan dibebankan, yang masing-masing dikaitkan dengan tempat (departemen) dimana biaya administrasi tersebut terjadi”.
Dalam penyusunan anggaran biaya administrasi ada beberapa faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran biaya administrasi antara lain :
1.        Anggaran penjualan;
2.        Anggaran unit yang diproduksikan;
3.        Berbagai standar yang telah ditetapkan perusahaan;
4.        System pembayaran upah (gaji);
5.        Metode depresiasi;
6.        Metode alokasi biaya.
II.5. Fungsi dan Tujuan Anggaran
Anggaran merupakan suatu sistem yang sangat penting untuk mendukung keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Tanpa adanya perencanaan penyusunan dan penerapan anggaran yang baik, maka pihak manajemen tidak akan dapat mengarahkan langkah perusahaan dengan efektif dan efesien.
Menurut Gunawan Adi Saputro dan Marwan Asri (2003 : 50): fungsi anggaran terbagi ke dalam 2 bidang, yaitu :
1.      Bidang perencanaan
Sebelum merencanakan kegiatan, manajer mengadakan penelitian dan pengamatan-pengamatan terlebih dahulu, Mengerahkan seluruh tenaga dalam perusahaan dalam menentukan arah/kegiatan yang paling menguntungkan, Untuk membantu atau menunjang kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan, Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia.
2.      Bidang koordinasi
Membantu mengkoordinasikan faktor manusia dengan perusahaan, menghubungkan aktivitas perusahaan dengan trend dalam dunia usaha. Menempatkan penggunaan modal pada saluran-saluran yang menguntungkan, dalam arti seimbang dengan program-program perusahaan.
3.      Bidang pengawasan
Untuk mengawasi kegiatan-kegiatan dan pengeluaran-pengeluaran, Untuk pencegahan secara umum pemborosan-pemborosan
Sedangkan beberapa tujuan anggaran menurut Nafarin (2004:15) adalah sebagai berikut :
1.      Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan penggunaan dana.
2.      Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan,
3.      Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga   dapat mempermudah pengawasan.
4.      Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.
5.      Menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat.
6.      Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.
II.6.  Prosedur Penyusunan Anggaran
Penyusunan anggaran merupakan proses akuntansi dan juga proses manajemen. Dari segi akuntansi, penyusunan anggaran merupakan studi terhadap mekanisme, prosedur untuk merakit data dan format anggaran. Dari segi manajemen, penyusunan anggaran merupakan proses menetapkan peran tiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian program.
Penyusunan anggaran dilakukan melalui penafsiran-penafsiran yang akurat, diperlukan berbagai data, informasi dan pengalaman, yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun anggaran, diantaranya yaitu :
1.      Faktor intern, adalah faktor-faktor yang ada dalam perusahaan itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa penjualan tahun lalu, kebijaksanaan perusahaan, modal kerja yang dimiliki, tenaga kerja yang dimiliki, kapasitas perusahaan yang dimiliki, dll.
2.      Faktor ekstern, adalah faktor-faktor yang ada diluar perusahaan tapi mempengaruhi kehidupan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa keadaan persaingan, tingkat pertumbuhan penduduk, penghasilan masyarakat, pendidikan masyarakat, tingkat penyebaran penduduk, agama, adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat, kebijakan pemerintah, keadaan perekonomian nasional maupun internasional  dll.
Menurut Harahap (2003: 83) : “Ditinjau dari pembuatannya, maka penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara Otoriter atau top dan down, demokrasi atau bottom up, campuran atau top down dan bottom up”.
Dalam metode otoriter atau top down, anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya.Sedangkan dalam metode demokrasi atau bottom up, anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan.
 Dalam metode campuran atau top down dan bottom up anggaran disusun dengan dimulai dari atas dan kemudian untuk selanjutnya oleh karyawan bawahan. Jadi ada pedoman dari atasan atau pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan arahan atasan.
Setelah disyahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, maka rancangan anggaran tersebut telah menjadi anggaran yang defenitif, yang akan dijadikan sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan.
Menurut Mulyadi (2003: 502), dalam organisasi penyusunan anggaran terdapat dua pihak utama yang terkait dalam penyusunan anggaran :
1.      Komite anggaran
Terdiri dari : direktur utama, direktur pemasaran,  direktur produksi, direktur keuangan dan administrasi, dan manajer departemen keuangan.
2.      Departemen anggaran
Adapun proses penyusunan anggaran menurut Mulyadi (2003 : 506), adalah sebagai  berikut :
1.      Komite anggaran penyusunan pedoman anggaran (anggaran guideline);
2.      Penyusunan rancangan anggaran penjualan oleh departemen pemasaran;
3.      Penyusunan rancangan aggaran biaya pusat pertanggung jawaban;
4.      Penyusuna rancangan aggaran persediaan produk jadi oleh departemen produksi;
5.      Penyusunan rancangan anggaran harga pokok penjualan;
6.      Penyusunan anggaran laporan rugi laba;
7.      Penyusunan rancangan anggaran modal;
8.      Penyusunan rancangan anggaran khas;
9.      Penyusunan rancangan neraca;
10.  Penyusunan rancangan anggaran modal kerja;
11.  Penelaahan dan persetujuan rancangan anggaran biaya pusat pertanggung jawaban oleh komite anggaran.
II.7. Peranan Anggaran sebagai Alat Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional
Anggaran berfungsi sebagai perencanaan yaitu dikatakan sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan di waktu yang akan datang. Perencanaan anggaran juga berkaitan dengan penyusunan anggaran. Adapun pengertian pengawasan menurut Tunggal (2003 : 30) “Pengawasan adalah kegiatan pokok dri manajemen agar segala pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan”.
Handoko (2003: 359) Mengatakan bahwa : Pengawasan adalah proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Ini berkenaan dengan cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai dengan yang direncanakan. (berdaya guna) dan efektif (berhasil guna) secara maksimal”.
Pengawasan merupakan tindakan-tindakan perbaikan dalam pelaksanaan kerja agar supaya segala kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, petunjuk-petunjuk dari instruksi-instruksi, sehingga tujuan yang ditentukan dapat tercapai.
Pengawasan membutuhkan suatu alat pengukur untuk keseluruhan organisasi. Informasi yang diberi melalui anggaran biaya operasi ditujukan kepada pimpinan perusahaan dalam bentuk laporan perbandingan yang disusun sedemikian rupa.
















DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri. 1995. Anggaran Perusahaan 1. Edisi 3,Cetakan kedelapan. Yogyakarta : BPFE UGM.
Apandi Nasehatun. 1999. Budget & Control : Sistem Perencanaan dan Pengendalian Terpadu. Konsep dan Penerapan.Edisi 1.Jakarta : Penerbit Grasindo.
Ellen Christina dkk.2002. Anggaran Perusahaan.Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.
Munandar.1998. Budgeting : Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja dan Pengawasan Kerja. Edisi 1, Cetakan ke-12. Yogyakarta : BPFEUGM.



Tuesday 29 March 2016

Makalah Sosial Budaya, Kebudayaan, Keragaman Kebudayaan di Indonesia

MEMBANGUNAN KERAGAMAN
KEBUDAYAAN DI INDONESIA

SOSIAL BUDAYA
Program  Studi  Manajemen Ekonomi Publik





Oleh :
ARIE FIRMANSYAH
NPM : 11.1.0.23.1.016




SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
BANDUNG
2012


KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan nikmatnya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Membangun Keragaman Kebudayaan di Indonesia”, yang merupakan mata kuliah dari Sosial Budaya.
Penulis menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna serta banyak kekurangan, baik dari segi tata bahasa maupun materi yang disajikan, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah kedepannya.
Harapan paling besar dari penyusunan makalah ini, mudah-mudahan apa yang penulis susun ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya untuk penulis, umumnya untuk kita semua.








DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I  PENDAHULUAN
I.1.  Latar Belakang
I.2.  Rumusan Masalah
I.3.  Tujuan
BAB II  ANALISIS
II.1.  Peran Kebudayaan
II.2.  Tantangan Kebudayaan
            II.3.  Program Pembangunan Kebudayaan
BAB III PENUTUP
III.1. Kesimpulan
            III.2. Saran
DAFTARA PUSTAKA









BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
            Kebudayaan adalah keseluruhan pemikiran dan benda yang dibuat atau diciptakan oleh manusia dalam perkembangan sejarahnya. Para ahli sepakat bahwa kebudayaan adalah perilaku dan penyesuaian diri manusia berdasarkan hal-hal yang dipelajari. Kebudayaan tidak pernah mempunyai bentuk yang abadi, tetapi terus menerus berganti-gantinya alam dan zaman.
Perubahan kebudayaan dirasakan oleh hampir semua manusia dalam masyarakat. Perubahan dalam masyarakat tersebut wajar, mengingat manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas. Perubahan itu dapat terjadi di berbagai aspek kehidupan, seperti peralatan dan perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, serta religi/keyakinan.
Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan lainnya. Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial. Namun demikian dalam prakteknya di lapangan kedua jenis perubahan tersebut sangat sulit untuk dipisahkan.
Kebudayaan merupakan identitas suatu bangsa yang dapat membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lainnya. Identitas budaya terdiri dari perangkat konsep dan nilai-nilai yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan antara sesama manusia serta antara manusia dengan alam semesta, seperti alat konseptualisasi, komunikasi dan ekspresi seni, struktur sosial yang menata kedudukan anggota masyarakat satu dengan masyarakat lainnya, teknologi yang dihasilkan sebagai perwujudan kemajuan untuk membantu memudahkan dan meningkatkan kualitas hidup manusia, dan berbagai bentuk karya seni yang memiliki gaya, citra dan teknik yang unik sesuai dengan realitas masyarakat dan konteks jamannya.
            Dalam memasuki era globalisasi, bangsa Indonesia menghadapi tantangan yang berat dalam pembangunan bidang kebudayaan, yang antara lain ditandai dengan terjadinya perubahan dalam tata nilai budaya sebagai akibat dari pertemuan antar budaya dalam proses globalisasi yang sedang melanda dunia. Bangsa Indonesia yang sebelumnya dikenal karena memiliki budaya tinggi, luhur, ramah,santun, beradab, dan bertoleransi tinggi antar sesama berubah menjadi bangsa yang mudah tersinggung dan emosional. Untuk itu pembangunan karakter bangsa masih membutuhkan upaya keras yang konsisten sehingga mampu mengejar ketertinggalan. Belum berhasilnya pembangunan karakter ini dapat dilihat dari semakin lunturnya kebanggan terhadap berbagai identitas bangsa, seperti nilai, budaya, dan bahasa. Melemahnya kebanggaan terhadap identitas bangsa tentunya akan berdampak pada menurunnya modal sosial yang ada dalam suatu bangsa dalam wujud kepercayaan.
            Sementara itu, identitas peradaban sebuah bangsa tidak dapat dilepaskan dari peninggalan budaya dan sejarah bangsa. Oleh karena itu, berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pengelolaan kekayaan budaya menjadi suatu keniscayaan sehingga simbol identitas keberadaan dapat dialih generasikan secara berkesinambungan. Terkait dengan hal itu, pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan kekayaan budaya menjadi suatu hal yang tidak dapat dikesampingkan.        









I.2. Rumusan Masalah
            Sebagaimana seperti yang diterangkan diatas, maka permasalahan yang dapat diambil adalah :
1.      Belum optimalnya upaya membangun keragaman budaya.
I.3. Tujuan
1.      Upaya untuk membangun keragaman budaya di Indonesia.

























BAB II
ANALISIS

II.1.  Peran Kebudayaan
            Krisis multi dimensi memberikan pelajaran bahwa pembangunan yang hanya bertumpu pada aspek pertumbuhan ekonomi akan mengakibatkan kerapuhan pada sendi-sendi kehidupan bangsa yang pada akhirnya berujung pada krisis sosial.
            Berdasarkan alasan tersebut, maka era dominasi tunggal ekonomi dalam pembangunan nasional harus ditinggalkan, dan disempurnakan dengan era pembangunan yang menjamin terjadinya keseimbangan dan keserasian gerak dari semua aspek kehidupan masyarakat. Upaya ini dapat dilakukan dengan mengacu pada konsepsi kebudayaan dari Malinowski, Koentjaraningrat (1985), mengidentifikasi tujuh buah unsur universal kebudayaan yang dimana ketujuh unsur kebudayaan itulah yang pada dasarnya akan sangat dipengaruhi oleh sistem nilai yang dimiliki oleh masyarakat, yang selanjutnya akan membentuk pranata sosial. Ke tujuh unsur itu, yaitu :
1.      Bahasa;
2.      Sistem teknologi;
3.      Sistem mata pencaharian atau ekonomi;
4.      Organisasi sosial;
5.      Sistem pengetahuan;
6.      Religi, dan
7.      Kesenian.
Berdasarkan konsepsi tersebut, konsep kebudayaan memiliki ruang lingkup yang sangat luas yang meliputi seluruh aspek yang ada dalam kehidupan manusia. Bahkan ekonomi sekalipun sebagai sistem mata pencaharian merupakan salah satu bagian dari struktur kebudayaan. Oleh sebab itu, pembangunan ekonomi baru bisa berhasil dan berkelanjutan jika mempertimbangkan aspek-aspek lingkungan sekitar, budaya, tradisi, dan jatidiri bangsa atau aspek kebudayaan secara holistik (menyeluruh). Sifat cara pandang holistik atau menyeluruh ini meletakkan kebudayaan sebagai dasar dan sekaligus kendali agar pembangunan selalu berjalan sesuai dengan nilai-nilai dan tatanan keseimbangan dan keserasian. Oleh karena itu, di masa depan kita dituntut untuk meletakkan kebudayaan sebagai landasan yang memberikan jiwa dan semangat, dan sekaligus kendali roda pembangunan sehingga kebudayaan tidak sekedar hanya sebagai industri mengenai suatu produk kreatif masa lalu.

II.2.  Tantangan Kebudayaan
            Kebudayaan merupakan nilai-nilai abstrak yang potensial, namun hal tersebut dapat dimanfaatan menjadi kekuatan riil (manifest). Kebudayaan masyarakat senantiasa memiliki keunikan dan keunggulan yang mampu menjadi modal sosial.
            Dalam kontek tersebut, pembangunan kebudayaan sekarang dihadapkan pada beberapa tantangan, diantaranya :
1.      Mengeksplorasi nilai-nilai dan kekayaan budaya yang ada dan hidup dalam masyarakat untuk didayagunakan sehingga bermanfaat bagi semua bidang pembangunan nasional. Di dalam proses eksplorasi ini terjadi proses penemuan-penemuan dan sekaligus seleksi nilai-nilai dan kekayaan budaya positif yang dapat mendorong upaya pembangunan nasional;
2.      Memobilisasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai dan kekayaan budaya yang asalnya berupa kekuatan abstrak menjadi kekuatan yang besar dalam bentuk modal sosial;
3.      Mengalokasikan nilai-nilai dan kekayaan budaya yang sudah termobilisasi sebagai kekuatan riil pada semua bidang pembangunan nasional sehingga menjadi daya pendorong bagi keberhasilan setiap bidang pembangunan.

II.3.  Program Pembangunan Kebudayaan
            Berdasarkan kontek di atas tersebut, maka dalam operasionalisasinya dilaksanakan melalui 3 program, yaitu :
1.      Program Pengelolaan Keragaman Budaya
Program ini bertujuan untuk menciptakan keserasian hubungan antar unit sosial dan antar budaya dalam rangka menurunkan ketegangan dan ancaman konflik sekaligus untuk memperkuat NKRI.
2.      Program Pengembangan Nilai Budaya
Program ini bertujuan untuk memperkuat jatidiri bangsa (identitas bangsa) dan memantapkan budaya nasional. Tujuan tersebut dicapai antara lain melalui upaya memperkokoh ketahanan budaya nasional sehingga mampu menangkal penetrasi budaya asing yang bernilai negatif dan memfasilitasi proses adopsi dan adaptasi budaya asing yang bernilai positif dan produktif.
3.      Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
Program ini bertujuan untuk meningkatkan apresiasi dan kecintaan masyarakat terhadap budaya dan produk dalam negeri yang bersifat kasat mata maupun tidak kasat mata.


















BAB III
 PENUTUP
III.1.  Kesimpulan
            Budaya merupakan asset bangsa yang harus dipertahankan dan bahkan di kembangkan dan di lestarikan keberadaannya, mengingat budaya adalah salah satu bukti sejarah atau identitas bangsa.
III.2.  Saran
Untuk mewujudkan kebijakan tersebut diperlukan optimalisasi koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dengan mengoptimalkan fungsi lembaga yang ada dengan memformalisasikan metode yang tepat sehingga elemen kebudayaan dapat berperan.aktif didalamnya.




















DAFTAR PUSTAKA

Malinowski, Koentjaraningrat (1985).
Nina Sardjunani, Kumpulan Makalah Pertemuan Ilmiah Arkeologi ke-X 2008.